resume jurnal SUMBERDAYA PERIKANAN BENTOS: Terebralia sp. DI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE (STUDI KASUS DI KAWASAN MANGROVE DESA BEDONO, KEC. SAYUNG, KAB. DEMAK)



TUGAS AVERTEBRATA AIR
“ RESUME JURNAL GASTROPODA”












OLEH :
Andi teguh styawan
26030115120012
teknologi hasil perikanan ‘b










PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
JURUSAN PERIKAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016

SUMBERDAYA PERIKANAN BENTOS: Terebralia sp. DI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE (STUDI KASUS DI KAWASAN MANGROVE DESA BEDONO, KEC. SAYUNG, KAB. DEMAK)


Terebralia sp. adalah salah satu jenis gastropoda yang memiliki habitat di hutan mangrove. Sebagai sumberdaya perikanan bentos, siput Terebralia sp. memiliki fungsi ekonomis dan ekologis. Siput Terebralia sp. memiliki kandungan gizi yang baik (Miller et al., 1993) sehingga dapat dikonsumsi oleh manusia. Fungsi ekologis siput Terebralia sp. yaitu dapat menjadi indikator kestabilan ekosistem mangrove sebagai pengkonsumsi serasah daun, detritrus, propagal bakau, bangkai, partikel sedimen, diatom bentik, dan bakteri (Penha-Lopes, et al., 2009). Kawasan mangrove Desa Bedono merupakan wilayah pesisir yang dilakukan penghijauan mangrove yang berada di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Berdasarkan peta historis yang didapat, wilayah pantai tersebut telah ditumbuhi tanaman mangrove dari tahun 2003 dan terus ditanami tanaman mangrove sampai tahun 2014, sehingga wilayah pantai tersebut telah menjadi hutan mangrove. Studi-studi mengenai gastropoda yang berasosiasi di kawasan mangrove telah banyak dilakukan sebelumnya (Barnes, 2003), namun masih sulit ditemukan studi yang mendalam mengenai satu jenis spesies gastropoda yang berasosiasi di kawasan mangrove. Studi mendalam mengenai Terebralia sp. telah dilakukan sebelumnya di Kepulauan Seribu oleh Soemodihardjo dan Kastoro (1977) belum dilakukan pembaharuan ilmiah studi mengenai siput jenis Terebralia sp., sehingga perlu dilakukan penelitian mendalam dan dilakukan di lokasi yang berbeda. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ekologis mengenai siput Terebralia sp. dan korelasinya dengan nilai kerapatan mangrove, sehingga penting untuk keberlanjutan sumberdaya perikanan bentos Terebralia sp. dan kaitannya dengan keberhasilan ekologis dari ekosistem hutan mangrove. Penelitian ekologis yang penting untuk dilakukan adalah mengenai struktur dan distribusi populasi, karena keberadaan dan keberhasilan pertumbuhan satu spesies hewan sangat ditentukan oleh struktur dan distribusi populasi yang meliputi kepadatan populasi, pola sebaran populasi, distribusi frekuensi panjang populasi, serta hubungan panjang dan berat dan faktor kondisi siput jenis Terebralia sp. Pengkajian ekologis mengenai struktur dan distribusi populasi bentos Terebralia sp. diperlukan selain untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai kepadatan bentos tersebut, juga dapat dijadikan bahan evaluasi untuk pengkajian sejauh apa keberhasilan penghijauan mangrove di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui struktur dan distribusi populasi dan sifat pertumbuhan yang meliputi kepadatan populasi, pola persebaran, distribusi frekuensi panjang, hubungan panjang dan berat, dan faktor kondisi dari bentos Terebralia sp. di kawasan mangrove.
2. Mengetahui hubungan kerapatan mangrove dengan kepadatan populasi Terebralia sp.


 Terebralia sp. merupakan salah satu jenis gastropoda yang menjadi indikator kestabilan dari ekosistem mangrove Keberadaan struktur dan distribusi populasi bentos Terebralia sp. dapat melihat seberapa jauh keberhasilan penghijauan yang ada di kawasan hutan mangrove Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur dan distribusi populasi serta pola pertumbuhan bentos Terebralia sp. di kawasan mangrove, dan mengetahui hubungan kerapatan mangrove dengan kepadatan populasi bentos Terebralia sp. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengambilan sampel siput Terebralia sp. menggunakan metode plot sampling yang terdiri dari 3 stasiun. Setiap stasiun terdiri dari line transek sepanjang 100 m yang dibentangkan tegak lurus dari garis pantai memotong hutan mangrove yang kemudian dibagi menjadi 20 plot dan dilakukan pemeriksaan siput Terebralia sp. dengan kuadran 0,5x0,5m. Sampel yang diperiksa dicatat panjang cangkang dan berat basah. Distribusi dan pola persebaran siput Terebralia sp. dianalisis dengan Indeks Morisita. Pola dan sifat pertumbuhan dianalisis dengan analisis panjang berat dan faktor kondisi. Analisis komunitas vegetasi mangrove dianalisis dengan metode inventarisasi. Analisis hubungan kerapatan mangrove dengan kepadatan Terebralia sp. dilakukan dengan uji statistik korelasi non paramterik. Hasil penelitian didapatkan struktur populasi Terebralia sp. terdiri dari kepadatan populasi tertinggi sebanyak 152 individu/m2, pola sebaran populasi Terebralia sp. ketiga stasiun adalah dengan pola mengelompok, distribusi frekuensi panjang paling banyak adalah pada kelas interval 25-28 mm yaitu sebanyak 74 individu, pola pertumbuhan siput Terebralia sp. berdasarkan hubungan panjang dan berat adalah allometrik negatif dan nilai faktor kondisi Stasiun 1, 2, dan 3 berkisar antara 4,54 – 5,12 . Hubungan kerapatan mangrove dengan kepadatan populasi Terebralia sp. ditemukan memiliki korelasi sangat lemah (r = 0,118).

Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil analisis struktur dan distribusi populasi Terebralia sp. terdiri :
 Kepadatan populasi tertinggi didapatkan hasil sebanyak 152 individu/m2;
 Pola sebaran populasi Terebralia sp. didapatkan hasil ketiga stasiun adalah dengan pola mengelompok;
 Distribusi frekuensi panjang didapatkan hasil frekuensi siput paling banyak adalah pada kelas interval 25-28 mm yaitu sebanyak 74 individu;
 Sifat pertumbuhan siput Terebralia sp. berdasarkan hubungan panjang dan berat adalah allometrik negatif, dan nilai faktor kondisi masing-masing berturut-turut dari Stasiun 1, 2, dan 3 adalah 4,54; 5,12; dan 4,45.
2. Nilai kerapatan pohon mangrove yang didapat tertinggi adalah sebesar 28 individu/100m2, dengan frekuensi jenis dan penutupan jenis didominasi oleh jenis Avicennia marina dan didapatkan Indeks Nilai
Penting sebesar 300%, sehingga jenis Avicennia marina merupakan jenis mangrove yang sangat penting pada kawasan mangrove Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
3. Hubungan antara kerapatan mangrove dengan kepadatan populasi Terebralia sp. didapatkan hasil terdapat hubungan yang sangat lemah dengan nilai interpretasi sangat lemah (r < 0,50).























Next
Previous
Click here for Comments

0 comments: